Upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022 di halaman Pemkab Banyuwangi diselenggarakan secara minimalis dan terbatas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran covid 19 yang telah ditetapkan pemerintah tanpa mengurangi makna, semangat dan kekhidmatan acara.
Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan Hari pendidikan Nasional Tahun 2022 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei, namun tahun ini serentak dilaksanakan pada hari Jum’at, 13 Mei 2022,dimana upacara bendera ini merupakan momentum untuk menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme bagi seluruh insan pendidikan. Dengan mengambil tema “Pimpin Pemulihan, Bergerak untuk Merdeka Belajar”.
Adapun para petugas yang berperan dalam pelaksanaan ini adalah
1 | Pembina Upacara | Wakil Bupati Banyuwangi |
2 | Ajudan Pembina Upacara | Plt Kepala Diknas Pendidikan |
3 | Komandan Upacara | Kepala SMK Negeri Banyuwangi |
4 | Pengibar bendera | Alumni Paskibra 2021 |
5 | Pembaca UUD 1945 | Alumni Paskibra 2021 |
6 | Paduan suara | Siswa siswi SMAN 1 Banyuwangi |
7 | Peserta Upacara | Guru SD, SMP, SMA/SMK di Banyuwangi (Perwakilan) |
Pelajar dan Mahasiswa di Banyuwangi |
Selaku Pembina Upacara Bapak Sugirah menyampaian pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim perihal implementasi Merdeka Belajar dalam semua jenjang Pendidikan. Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. Kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.
Anak-anak juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang digunakan tidak bertujuan untuk “menghukum” guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar; supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.